![]() |
Foto Dok.Pribadi |
Jakarta SHNews(10/2). Siapa yang tak kenal
dengan ikan cupang. Ikan mungil dengan kombinasi warna yang apik ini telah
dikenal sejak 200 tahun silam di Negara Thailand dan menurut data telah dikenal
dan dipelihara oleh masyarakat kita sejak tahun 1960-an.
Ikan ini hidup dikawasan Asia Tenggara. Indonesia sendiri
menjadi satu-satunya penghasil ikan cupang alam juga penghasil ikan cupang
terbesar kedua didunia yaitu Betta Channoides
yang hanya ada di Pampang, Kalimantan Timur. Maka tak heran ikan cupang menjadi
salah satu komoditi ekspor andalan Indonesia ke sejumlah wilayah mancanegara.
Menurut catatan sejarah dahulu ikan cupang hidup didaerah
persawahan. Tapi sekarang ikan ini bermutasi menjadi ikan yang cantik dan
menarik. Dan saat itu penggemar cupang adalah anak-anak bukan kalangan
orang-orang kaya.
Perubahan terjadi di tahun 1970, kala itu importir ikan
cupang memperkenalkan jenis cupang baru. Ada yang berekor pendek yang biasa di
sebut dengan cupang adu atau laga dan ada yang berekor panjang alias cupang
slayer.
Cupang hias jenis baru ini mempunyai ekor tulang yang lebih
menonjol berbentuk duri panjang seperti sisir disebut Serit dan ekornya yang
menggelembung disebut Halfmoon, disebut-sebut ikan ini berasal dari Amerika
dibudidayakan pertama kali oleh Peter Goettner
pada tahun 1982.
Di tahun 1990-an ikan cupang mulai diperlombakan dan
diadakan pameran mengenai keindahan fisiknya, tapi mereka belum memisahkan
kategorinya seperti sekarang. Kini ikan cupang bukan saja dipelihara, dikoleksi,
dan dibudidayakan namun juga dijual keluar negeri. Hal ini yang dilakukan oleh
para penggemar dan pengelola ikan cupang yang tergabung dalam Komunitas Indi
Betta Splendens (INBS). Ikan cupang adalah ikan yang kuat bertahan hidup dalam
waktu yang lama, meski ditempatkan di stoples atau wadah tanpa alat sirkulasi
udara (aerator). Selain itu pembudidayaan ikan cupang sangatlah mudah, hal ini
yang menjadi daya tarik tersendiri bagi peminat ikan hias yang memiliki
kesibukan padat.(mz)