![]() |
Wiranto, Capres Hanura |
Jakarta, Shnews (09/03/2014). Ketua
Umum Partai Hanura Wiranto mengatakan, bila dirinya terpilih sebagai presiden,
maka jabatan menteri akan diisi dari orang-orang profesional.
Hal tersebut dilakukan demi
terciptanya kesejahteraan rakyat, tanpa embel-embel.
Penunjukan menteri, kata dia,
merupakan hak prerogatif presiden. Karena, menteri merupakan pembantu Presiden
dalam menjalankan tugas kenegaraan.
Ia mengaku tidak khawatir bila
nantinya kebijakan pemerintahan tidak mendapat dukungan dari partai politik di
parlemen. Menurut dia, rakyat sudah pintar untuk menilai apa kebijakan tersebut
baik atau tidak.
Bahkan Ketua Fraksi Partai Hanura
DPR Sarifuddin Sudding menyatakan bahwa partainya belum kepikiran untuk
menyusun kabinet seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Menurut
dia, saat ini Hanura sedang fokus menghadapi pemenangan pemilu legislatif.
"Saya kira Hanura sebenarnya
tujuannya untuk kemajuan bangsa. Ketika Hanura diberi kesempatan oleh rakyat
kabinet akan diisi orang-orang dari profesional yang bisa direkrut, jangan
orang-orang dari partai politik," tutur dia.
Dia bahkan menyindir sistem
bagi-bagi kursi menteri yang terjadi sekarang. Menurut dia, menteri harus diisi
orang profesional dan paham dengan tugas dan fungsinya.
"Katakanlah Menpora diisi
oleh orang yang ahli di bidang olahraga dan kepemudaan. ESDM orang yang ahli di
bidang perminyakan, jangan ahli kebudayaan. Orang-orang profesionalah,"
pungkasnya.
Lebih dari itu, Mediang Soeharto
dalam penuturan Mayjen (Purn) Issantoso sempat mengomentari kabinet SBY yang
tidak nyambung,
"Saya pernah tanya pada Pak
Harto, kok jadi seperti ini sekarang. Pak Harto bilang Bambang ( SBY ) itu
pintar, tapi sayang menterinya tidak nyambung," ujar Mayjen (Purn)
Issantoso di sela-sela bedah buku 'Pak Harto The Untold Stories' di Gramedia
Matraman Raya, Jakarta (19/11/2011) lalu
Is menuturkan Soeharto menilai
SBY terlalu kompromistis dengan partai pendukungnya untuk pengangkatan menteri.
Banyak menteri dari parpol yang kemudian malah tak menurut. Harusnya SBY pilih
saja orang-orang yang loyal padanya.